Nurnaningsih: Bintang film ‘panas’ pertama Indonesia
Nurnaningsih adalah bintang film
‘panas’ Indonesia tahun 1950-an dan 60-an, mendahului bintang-bintang ‘panas’
lainnya dari masa yang lebih belakangan, seperti Rahayu Effendi, Eva Arnaz,
Inneke Koesherawati, dan lain-lain. Riwayat hidup dan kariernya di dunia
perfilman Indonesia dapat dibaca dalam buku karangan Sukanjata, Nurnaningsih
luar – dalam. Djakarta: Pustaka-Penerbit “Suradjawali” (Cet. 1: Maret
1955; Cet 2: April 1955; lihat foto). Foto-foto telanjang Nurna yang beredar
secara gelap pada pertengahan 1954 membuat heboh publik. Foto-foto ‘panas’ itu
diperdagangkan secara gelap di Jakarta dan kota-kota lainnya di Jawa. Tubuh
seksi Nurna membuat banyak penonton tergila-gila. Ketenarannya sering
dimanfaatkan untuk kegiatan amal.
Menurut Sukanjata (1955, cet.2:
14) Nurnaningsih lahir tgl. 5 Desember 1928 di Wonokromo, Surabaya (tetapi
menurut https://id.wikipedia.org/wiki/Nurnaningsih ia
lahir tgl. 5 Desember 1925) dari pasangan Raden Kadjat Kartodarmodjo dan Sukini
Martindjung. Debut pertama Nurna di dunia film dimulai dengan film Krisis garapan
Usmar Islamil (1953). Tahun 1954 ia membintangi film Harimau Campa garapan
D. Djajakusuma. Dalam film itu Nurna tampil setengah telanjang, penampilan
pertama bintang film Indonesia yang sangat berani, yang kemudian menimbulkan
pro-kontra di kalangan masyarakat Indonesia. Masih pada tahun yang sama, Nurna
membintangi Kelenting Kuning. Tak lama kemudian foto-foto bugilnya
yang dibuat oleh seorang fotografer beredar di pasar-pasar gelap.
Penampilan Nurna yang sangat
berani itu menuai protes dalam masyarakat. Adegan-adegan telanjangnya dinilai melanggar nilai-nilai kesopanan Timur. Oleh karena itu filmnya pernah diboikot
di beberapa daerah, antara lain di Kalimantan Timur. Antara 1955-1967 Nurna
mengembara dari satu kota ke kota lainnya di Indonesia dengan bermain
sandiwara, melukis, dan menyanyi.
Nurnaningsih masih aktif di dunia
film sampai tahun 1980-an. Film-film yang pernah dibintanginya antara lain adalah: Krisis (1953), Harimau Tjampa (1954), Kelenting Kuning (1954), Kebun Binatang (1955), Djakarta, Hongkong, Macao
(1968), Orang-orang Liar (1969), Bernafas dalam Lumpur (1970), Derita Tiada Achir (1971),
Samtidar (1972), Seribu Janji Kumenanti (1972), Kembang-kembang Plastik (1977),
Donat Pahlawan Pandir (1978), Remang-remang Jakarta (1981), dan Malam Satu Suro (1988)
(lihat: (https://id.wikipedia.org/wiki/Nurnaningsih).
Simbol bom seks pertama Indonesian ini meninggal tgl. 21 Maret tahun 2004.
Sumber foto:
Foto 1: Pesat.Mingguan Politik-Ekonomi & Budaya 50, TAHUN XI, 11
DESEMEBR 1954; Foto 2: Sukanjata, Nurnaningsih luar – dalam. Djakarta:
Pustaka-Penerbit “Suradjawali”, 1955 (cet. 2): 15; Foto 3: courtesy Leiden
University Library.
Nurnaningsih: Bintang film ‘panas’ pertama Indonesia
Reviewed by otalapau
on
22.23.00
Rating: